Lice, Diyarbakır – JENDELAKITA.CLICK Keputusan aparat kepolisian Turki untuk memusnahkan ganja sitaan di pusat kota Lice, Provinsi Diyarbakır, berujung pada insiden tak terduga. Sebanyak 25.000 penduduk kota tersebut dilaporkan mengalami gejala seperti mabuk massal, pusing, mual, hingga halusinasi, setelah terpapar asap dari pembakaran lebih dari 20 ton ganja yang dilakukan pada 18 April 2025.
Aksi pemusnahan ganja bernilai lebih dari USD 261 juta atau sekitar Rp4,2 triliun, dilakukan sebagai bagian dari kampanye antinarkotika nasional. Namun, pemilihan lokasi pemusnahan yakni di pusat kota menimbulkan dampak serius terhadap warga. Selama lima hari berturut-turut, udara kota diselimuti asap tebal yang mengandung zat aktif ganja, memaksa warga menutup rapat jendela dan menghindari aktivitas luar ruangan.
“Kami tidak bisa membuka jendela. Anak-anak kami sakit, dan kami terus-menerus pergi ke rumah sakit,” keluh seorang warga, seperti dilaporkan oleh media lokal.Gejala keracunan ringan hingga sedang pun dilaporkan, terutama pada anak-anak dan lansia.
Ketua Asosiasi Yeşil Yıldız, Yahya Öğer, mengkritik keras metode pemusnahan yang dianggap ceroboh dan merugikan kesehatan masyarakat.
“Keberhasilan memberantas narkoba memang penting, tetapi membakar ganja di pusat kota adalah tindakan yang keliru. Asapnya bisa menyebabkan efek mabuk pada warga, bahkan tanpa mereka sengaja menghirupnya,” ujar Öğer.
Ia juga menyoroti aksi simbolik aparat yang menyusun kantong ganja membentuk huruf “LICE” sebelum dibakar sebagai “tindakan yang tidak sensitif dan menambah luka warga”.
Öğer menyarankan agar ke depan, pemusnahan narkotika dilakukan di fasilitas industri tertutup dengan sistem penyaringan asap, guna menghindari risiko kesehatan publik.
source: (internasional.sindonews.com)